INDONESIAPOLITIK – Presiden Joko Widodo dan CEO SpaceX Elon Musk baru-baru ini meresmikan Starlink di Indonesia. Layanan internet berbasis satelit ini saat ini menawarkan potongan harga hingga 40% untuk perangkat keras yang dibeli.
Diskon tersebut berlaku hingga 10 Juni 2024 mendatang dan hanya berlaku untuk perangkat yang menggunakan layanan rumah dan jelajah. Pada saat ini, patokan harga turun dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,680.000.
Baca:Â World Water Forum Bali Resmi Ditutup, Akan Dilanjutkan oleh Saudi
Harga langganan layanan bulanan sebesar Rp 750.000 tetap berlaku, dan harga regional sebesar Rp 990.000.
Jika Anda ingin membeli perangkat Starlink dan berlangganan layanan internetnya, Anda harus mempertimbangkan stabilitas sinyal selama cuaca buruk.
Untuk membantu Starlink beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, ia menggunakan antena array bertahap dan satelit orbit rendah bumi atau low earth orbit (LEO).
Untuk informasi lebih lanjut, lihat kinerja internet Starlink saat menghadapi berbagai kondisi cuaca, seperti yang dikutip oleh CNBC Indonesia dari TechTarget pada hari Jumat, 24 Mei 2024.
Mendung
Cuaca tidak akan memengaruhi Starlink. Namun, jika badai terjadi, akan mempengaruhi sinyal karena hujan cenderung menyebabkan gangguan.
Karena awan badai lebih lembab dan padat, ada kemungkinan terjadi degradasi sinyal satelit
Hujan
Hujan ringan biasanya tidak mengganggu layanan Starlink. Namun, hujan yang sangat deras dapat memengaruhi kualitas sinyal Starlink.
Hujan deras terkait dengan awan yang tebal dan lebat. Semakin tebal awan, semakin besar kemungkinan sinyal radio yang datang ke dan dari satelit Starlink akan terganggu.
Kabut
Kabut seperti biasanya tidak memengaruhi sinyal Starlink; namun, kabut tebal dapat mengganggu dan hilang. Ini karena kabut tebal membawa banyak kelembapan dan dapat mengganggu sinyal.