33 C
Jakarta
Saturday, October 5, 2024
HomeBeritaRI Dalam Bahaya, PBB Kasih Peringatan Tanda "Kiamat"!

RI Dalam Bahaya, PBB Kasih Peringatan Tanda “Kiamat”!

INDONESIAPOLITIK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara khusus memberikan peringatan kepada negara-negara di Asia, termasuk RI.

Dalam laporan yang disebut “State of the Climate in Asia 2023”, badan PBB Badan Meteorologi Dunia (WMO) menekankan peningkatan suhu permukaan, pencairan gletser, dan permukaan air laut, sebagai indikator utama perubahan iklim.

Baca: World Water Forum Bali Resmi Ditutup, Akan Dilanjutkan oleh Saudi

WMO menyatakan bahwa bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim paling banyak terjadi di Asia. Perubahan iklim di benua ini lebih cepat daripada rata-rata global.

Bahkan, tren ini meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 1961-1990. WMO menyatakan bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas dalam sejarah banyak negara Asia.

Ini termasuk cuaca ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai.

Kehidupan masyarakat, ekonomi, dan terutama kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh perubahan frekuensi dan intensitas peristiwa iklim.

Menurut Database Peristiwa Bencana, total 79 bencana hidrometeorologi dilaporkan di Asia pada tahun 2023.

Lebih dari 80% dari total tersebut terkait dengan banjir dan badai, yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan berdampak langsung pada sembilan juta orang.

Panas ekstrem juga menjadi laporan lain. Meskipun ada risiko kesehatan yang meningkat, penduduk Asia beruntung karena tidak ada kematian yang dilaporkan.

Negara-negara yang rentan sekali lagi akan mengalami dampak yang tidak proporsional pada tahun 2023. Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana, yang membantu menyusun laporan WMO, mengatakan, “Sebagai contoh, topan tropis Mocha, topan terkuat di Teluk Benggala dalam sepuluh tahun terakhir, menghantam Bangladesh dan Myanmar.”

Ia mengatakan, “Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa.”

Selain itu, laporan yang sama memuat bagaimana permukaan laut naik dari Januari 1993 hingga Mei 2023. Selain itu, State of the Climate in Asia 2023 menunjukkan peningkatan air laut, yang mencakup Indonesia.

Tercatat bahwa banyak area menunjukkan tingkat Global Mean Sea Level (GMSL) yang lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu 3,4 atau ± 0,33 mm per tahun. Di Indonesia sendiri, area berwarna kuning menunjukkan peringatan.

Sebelum ini, penelitian proyeksi yang dilakukan oleh USAID pada tahun 2016 menunjukkan bahwa air laut akan menenggelamkan 2.000 pulau kecil pada tahun 2050, yang berarti bahwa 42 juta penduduk akan kehilangan tempat tinggal mereka.

Laporan ini menunjukkan bahwa pemanasan global dan bencana perubahan iklim benar-benar memengaruhi kehidupan manusia. Oleh karena itu, upaya kolektif diperlukan untuk mengurangi laju perubahan iklim.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments