INDONESIAPOLITIK – PT ThorCon Power Indonesia (TPI), perusahaan reaktor nuklir asal Amerika Serikat, memiliki rencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di RI. PLTN tersebut dimaksudkan untuk dibangun di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Bob S. Effendi, Direktur Operasi TPI, menyatakan bahwa alasan mengapa Babel dipilih untuk membangun PLTN di Indonesia adalah karena lokasi tersebut sudah direncanakan untuk dibangun PLTN.
Namun, Bob menyatakan bahwa pihaknya sebenarnya memiliki tiga lokasi yang dipertimbangkan untuk dibangun PLTN, dan salah satunya adalah Provinsi Babel. Dia mengatakan bahwa dia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan studi pada tahun 2019.
Gubernur Bangka Belitung adalah orang pertama yang mendukung pembangunan PLTN di wilayah Babel dari tiga lokasi yang dipertimbangkan.
“Sebenarnya saat kita selesai menyelesaikan studi kami di 2019 dengan ESDM, itu ada tiga provinsi. Salah satunya Bangka Belitung ya. Nah cuma dari tiga provinsi itu, yang dengan cepat menyambut dengan baik itu adalah Gubernur Bangka Belitung. Nah sesungguhnya adalah itu,” jelas Bob dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (30/4/2024).
Baca: RI Diramal Punya ‘Nuklir’ Tahun 2032, Ini Penjelasannya
Bob percaya bahwa pembangunan proyek nuklir di RI hanya dapat dilakukan dengan dukungan pemerintah daerah.
Lokasi PLTN
Salah satu alasan mengapa Provinsi Babel dipilih untuk membangun PLTN adalah karena orang-orang di wilayah tersebut sudah memahami tentang energi nuklir, seperti yang diajarkan sebelumnya oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BATAN).
“Juga masyarakat di sana sudah teredukasi karena BATAN saat itu juga sering bolak-balik ke Bangka Belitung. Walaupun karena program-program sebelumnya setelah gagal di Jepara dulu, lalu kan ke Bangka Belitung ya.”
Namun, dia menyatakan bahwa, berdasarkan segala pertimbangan yang ada, pemilihan lokasi Babel sudah dianggap tepat. Hal itu juga didorong oleh Provinsi Babel, yang diklaim memiliki mineral Thorium, yang merupakan sumber energi yang luar biasa yang belum dimanfaatkan, yang merupakan ikutan dari Timah.
“Nah yang terakhir adalah di Bangka Belitung itu memiliki satu mineral ikutan timah yang namanya thorium. Yang itu sebenarnya adalah suatu sumber energi yang luar biasa. Tapi saat ini belum termanfaatkan gitu ya. Jadi karena tiga hal itulah kita memilih Bangka Belitung,” bebernya.
Tidak diragukan lagi, ThorCon memiliki rencana untuk membangun PLTN pertama di Indonesia. Kabarnya PLTN tersebut akan beroperasi pada tahun 2032 dengan investasi sebesar Rp 17 triliun.
Dengan investasi sebesar Rp 17 triliun, PLTN tersebut akan memiliki kapasitas 500 Mega Watt (MW).
Proses Pembangunan PLTN
Bob mengatakan bahwa dia telah memberi tahu pemerintah, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
“Jadi kita merencanakan membangun PLTN yang harapannya akan menjadi PLTN pertama yang saat ini juga kita sudah komunikasikan ke Dewan Energi Nasional ESDM dan mungkin tadi juga ada Pak Rachmat Kaimuddin juga Kementerian Marves. Kita akan membangun ini 500 MW (PLTN) dengan investasi sekitar 17 triliun,” katanya.
Bob mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang mengerjakan proposal yang akan diajukan kepada pemerintah untuk mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di RI, yang akan membantu mewujudkan rencana tersebut.
“Bahkan kita juga saat ini baru saja minggu lalu menyelesaikan kick-off meeting bersama Dewan Energi Nasional untuk menyusun proposal yang akan kita ajukan kepada pemerintah untuk memayungi program ini,” imbuh dia.
Bob mengatakan bahwa mereka sedang merencanakan untuk membangun PLTN dengan investasi triliunan rupiah. Proyek tersebut dapat dibangun di Provinsi Bangka Belitung, dan dia sendiri menargetkan selesai pada tahun 2030.
“Kita mudah-mudahan akan kita tempatkan itu di Bangka Belitung, di Provinsi Bangka Belitung dan tahun 2030 kita sudah bisa beroperasi. Dan kami yakin ini dapat menjadi suatu solusi praktis transisi energi, yaitu menghentikan PLTU batu bara,” tutupnya.