INDONESIAPOLITIK – Meskipun setoran pajak pada kuartal I-2024 anjlok dipicu turunnya beberapa jenis pajak, Sri Mulyani pastikan gaji karyawan lancar. Namun, masih ada jenis pajak yang tumbuh positif, yang membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati senang.
Pada kuartal I-2024, atau hingga Maret 2024, total setoran pajak hanya sebesar Rp 393,3 triliun, dengan penerimaan pajak sebesar 8,8%. Ini lebih rendah dari jumlah pada kuartal I-2023, yang sebesar Rp 431,9 triliun.
Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 terus tumbuh secara neto, sebesar 25,9% selama periode yang sama tahun sebelumnya, lebih tinggi dari penurunan total setoran pajak sebesar 21,7%.
Dalam konferensi pers APBN edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Sri Mulyani menyatakan, “Kita cukup gembira dengan perkembangan positif ini.”
Baca:Â Setoran Pajak Anjlok! Sri Mulyani Beberkan Kondisi Terkini Industri RI
Menurutnya, tingkat setoran PPh 21 yang terus meningkat menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja di Indonesia masih sangat baik, diikuti dengan kondisi penghasilan atau gaji yang baik untuk para pegawai di negara itu.
“Ini refleksi dari situasi ekonomi untuk PPh 21 yang merupakan pajak karyawan. PPh orang pribadi positif jadi dari sisi masyarakat penerima gaji dan orang pribadi positif,” ucap Sri Mulyani.
Selain PPh 21, PPh Final juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2024, tumbuh 13,1%, lebih besar dari kuartal I-2023, yang hanya 1%, terutama karena setoran PPh atas bunga deposito atau tabungan dan jasa konstruksi yang meningkat.
Jenis pajak lainnya masih ada yang tumbuh positif, tetapi lebih lambat dari tahun sebelumnya. Misalnya, PPh 22 impor hanya tumbuh 2,3% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan pertumbuhan 2,6% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
PPH Individu meningkat 9,2% dari 12,7% sebelumnya, seperti halnya PPH 26 yang hanya tumbuh 1,6%, jauh lebih rendah dari kondisi kuartal I-2023 yang tumbuh 37,8%.
Pajak Pertambahan Nilai Anjlok
PPN Dalam Negeri dan PPN Impor menjadi jenis pajak yang mengalami kontraksi atau penurunan drastis untuk PPh Badan.
Setoran PPH Badan turun sebesar 29,8% dari sebelumnya yang mampu tumbuh 68,1%. Penurunan harga komoditas pada tahun 2023 menyebabkan penurunan pembayaran PPH tahunan dan peningkatan restitusi.
“Yang perlu diwaspadai adalah PPh Badan kita lihat mengalami koreksi secara cukup dalam,” kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
PPN Dalam Negeri, juga dikenal sebagai PPN DN, turun sebesar 23,8% dari pertumbuhan 67,3% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, PPN Impor turun sebesar 2,8% dari pertumbuhan 11,2% pada kuartal I-2023.
Khususnya, penurunan PPN DN disebabkan oleh restitusi yang lebih besar dalam industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan, terutama yang berasal dari kompensasi lebih bayar tahun sebelumnya.
Sri Mulyani menyatakan bahwa penurunan setoran PPN DN tidak menunjukkan penurunan tingkat konsumsi masyarakat saat ini tengah. Dia menekankan bahwa setoran bruto masih tumbuh 5,8%, yang menunjukkan bahwa tingkat konsumsi domestik masih baik.