INDONESIAPOLITIK.COM – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengecam pengeroyokan dua relawan Ganjar-Mahfud yang dilakukan oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12).
Ia menekankan bahwa tindakan kekerasan seperti itu tidak dapat ditoleransi dan tidak boleh dilakukan oleh siapa pun.
“Kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapapun, dan apapun alasannya kepada sesama anak bangsa. Kami tidak menolerir perilaku tersebut,” kata Nusron melalui pesan singkat, Senin (1/1).
Nusron mengimbau semua pihak menahan diri dan menjaga ketertiban dalam kampanye untuk mencegah kekacauan dan menjaga ketertiban bersama.
BACA JUGA:Â KPU Mengirim Kembali Surat Suara untuk WNI di Taipei Mulai Hari Ini
Pada saat yang sama, ia juga meminta agar kejadian tersebut tidak dikaitkan dengan isu netralitas TNI terhadap salah satu pasangan calon Pilpres 2024.
Ia mengatakan, tindakan tersebut murni merupakan tindakan reaktif aparat TNI.
Menanggapi hal tersebut, relawan tersebut membuat keributan sehingga mengganggu kenyamanan penonton.
Namun Nusron tetap mengakui tindakan oknum tersebut berlebihan dan tidak dapat dipertahankan.
“Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respons relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum,” ujar dia.
Sebelumnya, penganiayaan terhadap relawan Ganjar terekam lewat CCTV dan tersebar di media sosial. Peristiwa tersebut diduga terjadi setelah korban ditinggal dari rombongan yang lain saat sedang melakukan konvoi diacara Ganjar di Boyolali, Sabtu (30/12).
Mereka melakukan konvoi sepeda motor dengan knalpot tidak standar sehingga menimbulkan kebisingan.
Dalam video tersebut, pertama kali terlihat sejumlah orang berada di pinggir jalan raya yang diyakini berada di depan markas Batalion 408. Tak lama kemudian, pelaku langsung mendekat dengan menggunakan sepeda motor.
Tanggapan Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar
Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, anggota yang terlibat saat ini sedang dimintai keterangan.
Lebih lanjut, Brigjen Kristomei Sianturi dari Kadispenad meminta maaf atas akibat yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.
“Perihal tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh beberapa oknum prajurit Yonif 408 pada 30 Desember 2023, Pimpinan TNI AD melalui Pangdam IV/Diponegoro memohon maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini,” ujar Kristomei Senin (1/1).
Sementara itu, Ganjar meminta Komisi I DPR memanggil Panglima TNIÂ Agus Subiyanto terkait hal tersebut.
Ganjar menilai tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan dalam hal apapun. Ganjar tidak ingin rasa takut menyebar di masyarakat karena kejadian tersebut.
Pada saat yang sama, ia juga meminta para pendukungnya untuk menjaga ketertiban dan tidak menimbulkan kemarahan warga saat kampanye pemilu.