INDONESIAPOLITIK.COM – Menurut survei terbaru LSI Denny JA, elektabilitas calon presiden Ganjar Pranowo unggul di antara pemilih yang menggunakan media sosial TikTok.
“Publik yang menggunakan TikTok, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar unggul sebesar 35,4 persen, Prabowo dipilih sebesar 31,6 persen, Anies dipilih sebesar 25,4 persen,” bunyi keterangan hasil survei LSI Denny JA.
Baca:Â Survei LSI Denny JA: Anies Banyak Dipilih Oleh Pemilih Tak Setuju Pemindahan IKN
Selain media sosial TikTok, Ganjar juga mengungguli Prabowo dan Anies di segmen publik dengan Instagram dan WhatsApp. Di segmen publik yang menggunakan Instagram, Ganjar bersinar dengan 38,3 persen. Kemudian Prabowo terpilih dengan 32,2 persen dan Anies dengan 23 persen.
Untuk masyarakat pengguna WhatsApp, calon presiden yang paling banyak dipilih adalah Ganjar 37,5 persen, Prabowo 32,7 persen, dan Anies 18,7 persen.
Padahal Prabowo bersinar di segmen publik dengan bantuan media sosial Facebook (FB) dan YouTube. Di antara pemilih yang menggunakan Facebook, Prabowo adalah calon presiden paling populer dengan 31 persen. Kemudian disusul Ganjar dengan 29,5 persen dan Anies dengan 28,8 persen.
Menurut pengguna YouTube, Prabowo adalah yang paling umum di antara calon presiden dengan 44 persen, Ganjar dengan 34,6 persen, dan Anies dengan 20,6 persen.
“Publik yang menggunakan Twitter, capres pilihan tertingginya adalah Anies. Anies dipilih sebesar 36,1 persen. Ganjar dipilih sebesar 31,5 persen. Prabowo dipilih sebesar 27,7 persen,” bunyi keterangan hasil survei LSI Denny JA.
Secara keseluruhan, hasil survei LSI Denny JA menunjukkan WhatsApp menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebesar 65%. Diikuti oleh Facebook 53,2 persen, YouTube (51 persen), TikTok (37 persen), Instagram (35 persen) dan Twitter (24,6 persen).
1.200 responden di seluruh Indonesia mengikuti survei LSI Denny JA melalui wawancara tatap muka.
Survei ini menetapkan margin of error 2,9 persen dan memperkaya analisis dengan metode kualitatif seperti analisis media, wawancara mendalam, penilaian ahli, dan diskusi kelompok terfokus.