INDONESIAPOLITIK.COM – Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, mengatakan pihaknya akan evaluasi hasil survei Litbang Kompas yang mendapati elektabilitas Ganjar Pranowo kalah dari Prabowo Subianto di kalangan pemilih NU
Djarot mengatakan, hasil penelitian itu bukan patokan. Ia menganggap angka tersebut akan terus bergerak secara dinamis. Namun, dia mengakui hasil survei tersebut dapat menjadi masukan untuk partainya.
“Survei itu bukan patokan, survei itu informasi, survei itu dinamis. Dan ini menjadi masukan bagi partai,” kata Djarot, di kantor DPP PDIP, Senin (6/5).
Baca: Gerindra Soal Suara Prabowo Tinggi dari Pemilih NU
Ia mengatakan, partainya akan merumuskan kembali model kampanye untuk menarik pemilih muda, terutama dari kalangan pemilih NU. Sebab, kata Djarot, partainya memiliki ikatan yang kuat dengan NU.
Terkait hasil survei tersebut, lanjutnya, “Bagi Pak Ganjar dan PDIP merumuskan model kampanye untuk menjaring pemilih muda, salah satunya adalah dengan warga Nahdliyyin,” ujarnya.
Pada Minggu (6/4), hasil survei penelitian dan pengembangan Kompas menunjukkan kualifikasi Prabowo lebih baik dari pemilih Nahdliyyin. Prabowo mengalahkan Ganjar, yang keluar sebagai pemenang dalam jajak pendapat sebelumnya di bulan Januari.
Kualifikasi Ketua Umum Partai Gerindra di kalangan Nahdliyin naik menjadi 25,8 persen. Meningkat sekitar 7 persen lebih banyak dari hasil survei yang sama pada Januari 2023.
Sedangkan Ganjar di peringkat kedua dengan 24,9 persen pemilih, turun 3 persen dari jajak pendapat Januari 2023. Sedangkan Anies Baswedan di peringkat ketiga dengan 12,3 persen, turun 1 persen dari jajak pendapat sebelumnya.