INDONESIAPOLITIK.COM – Presiden Joko Widodo membahas soal calon presiden 2024 sebagai calon presiden yang berani untuk terus memimpin masa depan bangsa dalam puncak Musradi Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Menurut Jokowi, sebagai negara besar, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan dekat dengan rakyat. Selain itu, ia percaya bahwa Indonesia harus memiliki pemimpin yang dapat memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimiliki negara.
“Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, dan yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan berani, pemberani,” ucap Jokowi di hadapan relawannya.
Ia mengingatkan para relawan untuk tidak memilih calon pimpinan yang hanya menjalankan tugas rutin dan hanya bisa duduk di belakang meja dan tanda tangan. Menurut Jokowi, seorang pemimpin harus memiliki strategi karena Indonesia harus bersaing dengan negara lain.
“Dan pemimpin itu harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini dari sisi mana. Dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Bukan rutinitas, bukan hanya duduk, bukan duduk di Istana, tanda tangan. Bukan itu,” kata Jokowi.
Baca: Kriteria Capres 2024 Jokowi: Tidak Hanya Duduk di Istana
Peluang Demografis Indonesia
Lebih lanjut Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki peluang untuk berkembang menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan. Selama ini, para pemimpin masa depan Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang yang ada.
Ia mengaku banyak belajar dari beberapa negara Amerika Latin yang tidak menjadi negara maju karena tidak bisa memanfaatkan bonus demografis.
“Sejarah di Amerika latin, tahun 50-an, 60-an, mereka sudah berada di posisi negara berkembang. Masuk middle income, tapi 60 tahun, 50 tahun, mereka tetap menjadi negara berkembang,” ucap Jokowi.
Saat itu, Jokowi resmi mendapatkan tiga nama dengan suara terbanyak hasil Musra relawan yang dilakukan di beberapa daerah yang digelar sejak Agustus 2022. Ketiga nama tersebut adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.
Namun, Jokowi belum mengumumkan nama yang dipilihnya. Menurutnya, partai memiliki kewenangan untuk menunjuk pemimpin. Selain itu, ia mengaku mulai berkomunikasi dengan pimpinan partai.
“Itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai,” katanya.
Relawan Musra Dukung Koalisi Besar
Budi Arie Setiadi, Penanggung Jawab Musra Relawan Jokowi, menyinggung koalisi PDIP dan PPP yang mendukung Ganjar Pranowo. Budi tahu bahwa Ganjar sebenarnya diusung oleh Koalisi.
Namun, dia menilai jumlah partai dalam koalisi itu terlalu sedikit. Ia juga sangat mendukung pembahasan pembentukan koalisi besar pada Pilpres 2024 yang selama ini mengerucut ke Prabowo Subianto.
“Iya dong [dukung koalisi besar]. Negara ini besar, masa koalisinya kecil,” ucap Budi Arie.